Senin, 24 Agustus 2015

Prinsip Kerja orang Bugis

0 komentar
Etos kerja Orang Bugis

Oleh : Andi Cambang Petta Janggo
 
Prinsip yang saya pengang adalah sebuah prinsip leluhur tau panritata" riolo "resopa temmanginggie na malomo naletei pammase dewata" jangan salah kalau kami dari suku bugis adalah pekerja keras.. Pakkareso tedde"..

Orang Bugis adalah suku perantau. di mana pun di nusantara ini kita selalu menjumpai orang Bugis. Bagi sebagian orang Bugis menjadi Saudagar adalah pilihan profesi utamanya. Di beberapa tempat, banyak saudagar Bugis yang maju dalam berusaha. Tentunya segala kemajuan yang dicapainya itu berdasarkan hasil kerja kerasnya, bermandikan keringat dan air mata.

Lalu apa yang membuat orang Bugis selalu bekerja keras? ini dikarenakan Bugis adalah salah satu suku yang paling banyak kebutuhannya . Orang Bugis ketika memasuki usia dewasa ia berpikir untuk mulai menikah, dan pernikahan di Bugis tidak murah. Setelah menikah tentunya ia berpikir untuk memiliki rumah dan kendaraan. Setelah itu tercapai mereka mulai berpiikir untuk naik Haji. Menjadi Haji adalah tujuan tertinggi dari orang Bugis.

Setelah itu tercapai, maka kebutuhannya kembali lagi ke dasar dan ingin menikah lagi, mulai lagi punya rumah baru, kendaraan baru, naik Haji lagi dan begitu seterusnya. Karena kebutuhan yang tinggi itulah yang membuat orang Bugis memiliki etos kerja keras.

Saya waktu ke papua, pernah Bilang sama Gubernur Papua, Barnabas Webu “Pak Bas…anda kalau mau memajukan orang Papua secara ekonomi maka rubahlah kultur orang papua, menjadi orang yang memiliki banyak kebutuhan, dengan begitu mereka akan jadi pekerja keras”. Ini karena rakyat di Papua meski alamnya kaya, anggarannya besar karena ada dana OTSUS 29 Triliun tapi rakyatnya tetap miskin. Banyak yang mengira bahwa Pusat selama ini menghisap kekayaan tanah papua, padahal kalau mau jujur, PAD Papua hanya 17 Triliun, sementara anggaran OTSUS yang diberikan oleh Pusat adalah 29 Triliun. Jumlah penduduk 2.9 Juta, dibagi saja uang itu maka setiap orang papua bisa dapat 10 juta per kepala.

Jadi begitulah keadaan di tanah Papua, mereka miskin karena memiliki kebutuhan sedikit. bagi mereka asal ada sagu untuk dimakan, Umbi-umbian untuk dibakar, dan sagero untuk diminum maka itu sudah lebih dari cukup. Coba bandingkan dengan orang Bugis, anak mudanya akan malu kalau tidak pakai celana merek Levi’s 505, sementara orang Papua cukup dengan menggunakan Koteka saja.

Jadi ketika saya ditanya bagaimana mengentaskan kemiskinan di Papua? saya bilang rubah kultur mereka, buat mereka punya banyak kebutuhan tapi jangan sampai konsumtif, dengan begitu mereka akan menjadi pekerja keras, untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka itu.

Leave a Reply

 

PALING DISUKAI

POLLING ANDA :