Rabu, 25 Februari 2015

Mengenal Kota Pare-Pare

1 komentar

Tentang Kota Pare-Pare

Oleh : Ahmad Risal SM, S,Pd.I
(ahmadrisalsmbizot@yahoo.co.id)

Kota Parepare adalah sebuah Kota di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 99,33 km² dan berpenduduk sebanyak ±140.000 jiwa. Salah satu tokoh terkenal yang lahir di kota ini adalah B. J. Habibie, presiden ke-3 Indonesia.
Sejarah

Jalan di Parepare 1900-1940

Di awal perkembangannya, perbukitan yang sekarang ini disebut Kota Parepare, dahulunya adalah merupakan semak-semak belukar yang diselang-selingi oleh lubang-lubang tanah yang agak miring sebagai tempat yang pada keseluruhannya tumbuh secara liar tidak teratur, mulai dari utara (Cappa Ujung) hingga ke jurusan selatan kota. Kemudian dengan melalui proses perkembangan sejarah sedemikian rupa dataran itu dinamakan Kota Parepare.

Lontara Kerajaan Suppa menyebutkan, sekitar abad XIV seorang anak Raja Suppa meninggalkan Istana dan pergi ke selatan mendirikan wilayah tersendiri pada tepian pantai karena memiliki hobi memancing. Wilayah itu kemudian dikenal sebagai kerajaan Soreang, kemudian satu lagi kerajaan berdiri sekitar abad XV yakni Kerajaan Bacukiki.
Kata Parepare ditenggarai sebagian orang berasal dari kisah Raja Gowa, dalam satu kunjungan persahabatan Raja Gowa XI, Manrigau Dg. Bonto Karaeng Tunipallangga (1547-1566) berjalan-jalan dari kerajaan Bacukiki ke Kerajaan Soreang. Sebagai seorang raja yang dikenal sebagai ahli strategi dan pelopor pembangunan, Kerajaan Gowa tertarik dengan pemandangan yang indah pada hamparan ini dan spontan menyebut “Bajiki Ni Pare” artinya “(Pelabuhan di kawasan ini) di buat dengan baik”. Parepare ramai dikunjungi termasuk orang-orang Melayu yang datang berdagang ke kawasan Suppa.
Kata Parepare punya arti tersendiri dalam bahasa Bugis, kata Parepare bermakna " Kain Penghias " yg digunakan diacara semisal pernikahan, hal ini dapat kita lihat dalam buku sastra lontara La Galigo yang disusun oleh Arung Pancana Toa Naskah NBG 188 yang terdiri dari 12 jilid yang jumlah halamannya 2851, kata Parepare terdapat dibeberapa tempat diantaranya pada jilid 2 hal [62] baris no. 30 yang berbunyi " pura makkenna linro langkana PAREPARE" (KAIN PENGHIAS depan istana sudah dipasang).

Melihat posisi yang strategis sebagai pelabuhan yang terlindungi oleh tanjung di depannya, serta memang sudah ramai dikunjungi orang-orang, maka Belanda pertama kali merebut tempat ini kemudian menjadikannya kota penting di wilayah bagian tengah Sulawesi Selatan. Di sinilah Belanda bermarkas untuk melebarkan sayapnya dan merambah seluruh dataran timur dan utara Sulawesi Selatan. Hal ini yang berpusat di Parepare untuk wilayah Ajatappareng.

Pada zaman Hindia Belanda, di Kota Parepare, berkedudukan seorang Asisten Residen dan seorang Controlur atau Gezag Hebber sebagai Pimpinan Pemerintah (Hindia Belanda) dengan status wilayah pemerintah yang dinamakan “Afdeling Parepare” yang meliputi, Onder Afdeling Barru, Onder Afdeling Sidenreng Rappang, Onder Afdeling Enrekang, Onder Afdeling Pinrang dan Onder Afdeling Parepare.

Pada setiap wilayah/Onder Afdeling berkedudukan Controlur atau Gezag Hebber. Disamping adanya aparat pemerintah Hindia Belanda tersebut, struktur Pemerintahan Hindia Belanda ini dibantu pula oleh aparat pemerintah raja-raja bugis, yaitu Arung Barru di Barru, Addatuang Sidenreng di Sidenreng Rappang, Arung Enrekang di Enrekang, Addatung Sawitto di Pinrang, sedangkan di Parepare berkedudukan Arung Mallusetasi.

Struktur pemerintahan ini, berjalan hingga pecahnya Perang Dunia II yaitu pada saat terhapusnya Pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1942. Pada zaman kemerdekaan Indonesia tahun 1945, struktur pemerintahan disesuaikan dengan undang-undang no. 1 tahun 1945 (Komite Nasional Indonesia). Dan selanjutnya Undang-undang Nomor 2 Tahun 1948, dimana struktur pemerintahannya juga mengalami perubahan, yaitu di daerah hanya ada Kepala Daerah atau Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) dan tidak ada lagi semacam Asisten Residen atau Ken Karikan.

Pada waktu status Parepare tetap menjadi Afdeling yang wilayahnya tetap meliputi 5 Daerah seperti yang disebutkan sebelumnya. Dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan dan pembagian Daerah-daerah tingkat II dalam wilayah Propinsi Sulawesi Selatan, maka ke empat Onder Afdeling tersebut menjadi Kabupaten Tingkat II, yaitu masing-masing Kabupaten Tingkat II Barru, Sidenreng Rappang, Enrekang dan Pinrang, sedangkan Parepare sendiri berstatus Kota Praja Tingkat II Parepare. Kemudian pada tahun 1963 istilah Kota Praja diganti menjadi Kotamadya dan setelah keluarnya UU No. 2 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka status Kotamadya berganti menjadi “KOTA” sampai sekarang ini.

Didasarkan pada tanggal pelantikan dan pengambilan sumpah Walikotamadya Pertama H. Andi Mannaungi pada tanggal 17 Februari 1960, maka dengan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah No. 3 Tahun 1970 ditetapkan hari kelahiran Kotamadya Parepare tanggal 17 Februari 1960.

Geografis

Kota Parepare terletak di sebuah teluk yang menghadap ke Selat Makassar. Di bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang dan di bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Barru. Meskipun terletak di tepi laut tetapi sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit.

Iklim

Berdasarkan catatan stasiun klimatologi, rata-rata temperatur Kota Parepare sekitar 28,5 °C dengan suhu minimum 25,6 °C dan suhu maksimum 31,5 °C. Kota Parepare beriklim tropis dengan dua musim, yaitu musim kemarau pada bulan Maret sampai bulan September dan musim hujan pada bulan Oktober sampai bulan Februari.

Hasil Pertanian

Hasil pertanian dari daerah pertanian Parepare adalah biji kacang mete, biji kakao, dan palawija lainnya serta padi. Wilayah pertanian parepare tergolong sempit, karena lahannya sebagian besar berupa bebatuan bukit cadas yang banyak dan mudah tumbuh rerumputan. Daerah ini sebenarnya sangat cocok untuk peternakan.

Hasil lainnya

Banyak penduduk di daerah perbukitan beternak ayam potong dan ayam petelur, padang rumput juga dimanfaatkan penduduk setempat untuk menggembala kambing dan sapi. Sedangkan penduduk di sepanjang pantai banyak yang berprofesi sebagai nelayan. Ikan yang dihasilkan dari menangkap ikan atau memancing masih sangat berlimpah dan segar. Biasanya selain dilelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), para nelayan menjualnya ikan -ikan yang masih segar di pasar malam 'pasar senggol' yang menjual aneka macam buah - buahan, ikan, sayuran, pakaian sampai pernak - pernik aksesoris. 
Penduduk

Berdasarkan data BPS pada tahun 2012, jumlah penduduk Parepare ada 132.048 jiwa yang terdiri dari etnis Bugis, Makassar, Mandar dan Tionghoa.


 129.542     132.048


  1. Pariwisata


Pantai Lumpue

Suasana pantai Lumpue pada saat hari libur Pantai yang sering dijadikan pusat rekreasi oleh masyarakat Parepare, yaitu pantai Lumpue. Pantai ini berada di Kecamatan Bacukiki Barat Lokasinya dekat dengan fasilitas umum seperti masjid dan puskesmas, disediakan pula rumah-rumah yang terbuat dari bambu berata nipa yang bisa disewa oleh wisatawan.Pantai lumpue memiliki air laut yang bening dengan pasir pantai halus kecoklatan.

Pantai ini tidak mengalami perubahan besar meskibun di tahun 1980-an pernah ditambahkan fasilitas pendukung tapi tidak mampu merubah komposisi alamnya. Lokasi ini dulunya hanya dipakai oleh orang-orang penting, namun karena gencarnya promosi akhirnya Lumpue yang semula untuk pemandian berubah menjadi wisata pantai di Sulawesi Selatan.

Kebun Raya Jompie

Jalan setapak di Kebun Raya/Hutan Kota Jompie

Kebun Raya Jompie merupakan hutan kota Parepare yang dijadikan tempat pariwisata. Kebun raya Jompie yang dibangun sejak tahun 1920 menyimpan keanekaragaman hayati serta menjadi obyek wisata dan pusat penelitian tumbuhan tropis, terutama tanaman endemik Sulawesi.Jarak dari pusat Kota Parepare yakni sekitar 3,5 km. Kebun Jompie juga sangat strategis karena mudah dijangkau, baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum

Kebun yang mempunyai luas 13,5 hektar ini menawarkan rekereasi seperti kolam renang, area perkemahan, dan jalan setapak untuk wisatan yang ingin menikmati hutan dan pepohonan dengan berjalan-jalan. Hutan Jompie sebagai hutan kota terbaik keenam se-Indonesia pada saat Resepsi Kenegaraan HUT RI ke-65 Hutan seluas 13,6 hektar itu sebelumnya diputuskan oleh Pemerintah Pusat sebagai hutan kota terbaik di Sulawesi Selatan. Selain hutan, terdapat juga kebun raya yang ditetapkan sebagai pusat koleksi dan konservasi tumbuhan kawasan pesisir Wallacea dengan menonjolkan keanekaragaman tumbuhan obat, tumbuhan adat dan ethobotani. Dalam kawasan ini terdapat beberapa fasilitas fisik, antara lain kolam renang, 14 unit shelter (tempat istirahat), arena perkemahan (camping ground), gedung pertemuan, saluran drainase, dan jalan setapak yang menjangkau setiap sudut kawasan

Keaneragaman tumbuhan di kawasan ini menurut analisis dari Tim Analisis Vegetasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), terdiri dari 90 jenis yang berasal dari 81 marga tumbuhan. Sebanyak 7 jenis diantaranya telah teridentifikasi secara lengkap. Sepuluh jenis baru diketahui marganya, dan tiga jenis baru teridentifikasi sampai pada tingkat suku. Beberapa diantaranya diketahui sebagai tumbuhan langka
Terumbu Karang Tonrangeng

Terumbu Karang Tonrangeng

Di Parepare, pelestarian terumbu karang sudah dilakukan dan menjadi salah satu daya tarik wisata di Parepare. Untuk melestarikan keindahan dan kehidupan bawah laut. Sehingga warga Kota Parepare khususnya yang bermukim di kawasan Tonrangeng-Lumpue berpeluang menjadi pengusaha budidaya terumbu karang. Pemerintah Kota Parepare “menyulap” kawasan ini sebagai pusat pelestarian terumbu karang dan budidaya terumbu karang bagi warga lokal dan wisatawan

Waterboom

Waterboom Parepare
Objek wisata Waterboom Parepare kini telah menjelma menjadi primadona bagi warga di kawasan Ajattappareng untuk mengisi liburan akhir pekan maupun liburan sekolah bagi pelajar. Di setiap akhir pekan, puluhan bus maupun mobil pribadi dari berbagai daerah di sekitar Parepare berjejal di kawasan waterboom. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain ketersediaan puluhan gasebo-gasebo tempat pengunjung duduk bersantai bersama keluarganya sambil menikmati waterboom.

River Ladoma

Wisata petualangan flying fox di River Ladoma, Bacukiki
River Ladoma adalah sebuah obyek wisata yang memanfaatkan keindahan dan bentang alam Sungai Ladoma sebagai daya tarik wisata. River Ladoma terletak di Kecamatan Bacukiki. Di obyek wisata ini terdapat fasilitas pemancingan, gazebo, motor ATV, arena soft-gun, trekking dan flying fox. Pengunjung juga bisa menikmati kesegaran Sungai Ladoma dengan berendam kaki maupun mandi. Sungai Ladoma memiliki batu-batu andesit berukuran besar berbentuk bulat dan lonjong.

Pantai Mattirotasi

Pantai Mattirotasi
Pantai yang terletak di Jalan Mattirotasi memiliki pemandangan lepas ke arah Teluk Parepare. Pantai ini memiliki beberapa gazebo, bangku taman, lintasan jogging, batu-bate andesit berukuran besar penahan abrasi dan lapangan yang dimanfaatkan warga untuk berolahraga. Pantai Mattirotasi ramai dikunjungi warga Parepare di hari Minggu untuk berolahraga dan bersantai.

Objek Wisata Lainnya

•    Sumur Jodoh Soreang
•    Goa Tompangeng
•    Desa Wisata Wattang Bacukiki
•    Salo Karajae
•    Museum Gandaria
•    Bendungan Lappa Angin
•    Pantai Torangeng

Transportasi

Pelabuhan Nusantara Parepare

Kota Parepare bisa dicapai dengan transportasi darat atau laut. Parepare terletak di jalur utama lalu lintas ke Sulawesi Barat, Tana Toraja dan Palopo. Pelabuhan Nusantara menghubungkan Parepare dengan kota-kota di pesisir Kalimantan, Surabaya dan kota-kota pelabuhan di Indonesia bagian timur. Parepare juga merupakan pelabuhan bagi orang - orang di daerah Ajatappareng.

Darat

Parepare mempunyai akses transportasi darat yang terdiri dari Pete-Pete, Bus, Taksi, Becak dan Kereta. Luas Parepare tidak seluas kota-kota besar lainnya sehingga jumlah transportasi Parepare terbilang sedikit.

•    Pete-Pete

Pete-Pete merupakan sebutan umum penduduk Sulawesi Selatan untuk angkutan umum dan angkutan kota. Ada 5 trayek pete-pete Parepare diantaranya Jalur Soreang, Jalur Lapadde, Jalur Lumpue, Jalur Tipe-C dan Jalur Lemoe.

•    Kereta Api

Kereta Api yang menghubungkan Kota Parepare dan Kota Makassar, saat ini masih dalam proyek. Proyek kereta api jalur lintas Makassar-Parepare yang merupakan pembangunan tahap pertama Trans Sulawesi diestimasi akan menelan anggaran hingga Rp9,65 triliun dengan panjang trase sekitar 145 km. Menteri Koordinator Perkonomian Chairul Tanjung dan Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan meletakkan batu pertama untuk proyek tersebut di Desa Fiaung KM 104, Kabupaten Barru pada 12 Agustus 2014.

Laut

Terminal penumpang Pelabuhan Parepare
Terdapat 4 pelabuhan di Parepare , diantaranya:
•    Pelabuhan Nusantara
•    Pelabuhan Cappa Ujung
•    Pelabuhan Lontange
•    Pelabuhan Cempae

Pendidikan

Pendidikan formal

SD atau MI Negeri dan Swasta    SMP atau MTs Negeri dan Swasta    SMA Negeri dan Swasta    MA Negeri dan Swasta    SMK Negeri dan Swasta    Perguruan tinggi

Jumlah satuan    100    27    7    6    12    6
Data sekolah di kota Pareoare
Sumber: www.kesekolah.com

Daftar dan Alamat SMP Negeri di Parepare
•    SMP Negeri 1 Parepare
•    SMP Negeri 2 Parepare
•    SMP Negeri 3 Parepare
•    SMP Negeri 4 Parepare
•    SMP Negeri 5 Parepare
•    SMP Negeri 6 Parepare
•    SMP Negeri 7 Parepare
•    SMP Negeri 8 Parepare
•    SMP Negeri 9 Parepare
•    SMP Negeri 10 Parepare
•    SMP Negeri 11 Parepare
•    SMP Negeri 12 Parepare
•    SMP Negeri 13 Parepare
Daftar SMA dan SMK Negeri di Parepare
•    SMA Negeri 1 Parepare
•    SMA Negeri 2 Parepare
•    SMA Negeri 3 Parepare
•    SMA Negeri 4 Parepare
•    SMA Negeri 5 Parepare
•    SMA PGRI 1 Parepare
•    SMK Negeri 1 Parepare
•    SMK Negeri 2 Parepare
•    SMK Negeri 3 Parepare
Daftar Perguruan Tinggi di Parepare
•    Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare
•    Universitas Muhammadiyah Parepare
•    Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Amsir
•    Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Amsir (STIH)
•    Akademi Sekretari Manajemen Amsir
•    Akademi Keperawatan Fatima
•    Akademi Kebidanan Andi Makkasau
•    Institut Teknologi Habibie (sedang dalam konstruksi)

Pemerintah

Peta Pembagian Administratif Parepare
Kota Parepare terdiri dari 4 Kecamatan:

1.    Kecamatan Soreang
2.    Kecamatan Ujung
3.    Kecamatan Bacukiki
4.    Kecamatan Bacukiki Barat

Walikota

 Artikel utama untuk bagian ini adalah: Wali Kota Parepare
Walikota Parepare memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD Kota Parepare. Jabatan pertama dipegang oleh Andi Mannaungi pada tahun 1960. Didasarkan pada tanggal pelantikan dan pengambilan sumpah Walikotamadya Pertama pada tanggal 17 Februari 1960, maka dengan SK. DPRD Kotamadya Parepare No. 3 Tahun 1970 ditetapkan hari kelahiran Kotamadya Parepare tanggal 17 Februari 1960.
Penamaan walikota Parepare berganti beberapa kali:

1.    Walikota KDH Parepare (1960-1972)
2.    Walikotamadya KDH Parepare (1972-1998)
3.    Wali Kota Parepare (1998-sekarang)

Sebelum tahun 2005, Walikota Parepare dipilih melalui mekanisme yang diatur oleh DPRD Kota Parepare. Setelah itu, Walikota Parepare bersama Wakil Walikota Parepare dipilih secara langsung oleh warga kota melalui Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) untuk pertama kalinya pada tanggal 28 Agustus 2008.

DPRD Kota Parepare

 Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Parepare
DPRD Kota Parepare 2014-2019


DPRD Kota Parepare adalah Lembaga Legislatif tingkat Kota yang berada di wilayah Kota Parepare. Anggota DPRD Kota Parepare dipilih berdasarkan daftar terbuka dari partai dalam Pemilihan Umum yang diselenggarakan setiap lima tahun bersamaan dengan pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah seluruh Indonesia. Berdasarkan UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPRD & DPRD , perwakilan anggota DPRD Kota Parepare berjumlah 25 orang. Dari tahun ke tahun Partai Golkar yang mayoritas menduduki kursi DPRD di Parepare.

Tokoh-Tokoh

•    Prof. Dr.-Ing H. Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden ke-3 Republik Indonesia
•    Andi Makkasau Parenrengi Lawawo, Datu Kerajaan Suppa
•    Letnan Jendral TNI Andi Abdullah Bau Massepe, Pahlawan Nasional Indonesia
•    Alwi Abdul Jalil Habibie, Tokoh Pertanian Indonesia Timur
•    Widya Purnama, MBA, Direktur PT Pertamina (2004-2006) dan Direktur PT Indosat Tbk Periode (2002-2004).
•    Hamid Awaluddin, Ph.D, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia ke-27  Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia
•    Kapten TNI (Purn.) Junus Effendi Habibie, Duta Besar Indonesia Untuk Belanda, Kerajaan Inggris dan Irlandia, Direktur Jendral Perhubungan Laut
•    Hatta Ali, Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia 2012-2017
Pers & Media
Terdapat surat kabar yang beroperasi di daerah Parepare, yaitu Pare Pos . Selain itu ada pula puluhan stasiun radio di Parepare dan sebuah televisi lokal yang beroperasi di Parepare, yaitu MCTV Pare (Mitra Citra Televisi Parepare).

Televisi

Parepare sedang memiliki stasiun televisi daerah, di antaranya :
•    RCTI
•    Metro TV
•    Trans TV
•    Trans 7
•    Global TV
•    SCTV
•    Indosiar
•    Cakrawala TV
•    Kompas TV Makassar
•    TVRI Sulsel 23 UHF
•    MCTV Pare


One Response so far.

  1. Area Pare, kampung inggris kediri yang mencari sepatu sneaker Ventela Patrobas bisa ke https://sepatuventelapatrobas.blogspot.com/

    Produk dijamin Asli dan Baru, silahkan kunjungi toko kami

    ventele kediri, ventela tulungagung, ventela blitar, ventela pare, ventela nganjuk

Leave a Reply

 

PALING DISUKAI

POLLING ANDA :